Minggu, 30 Oktober 2016

Laporan Pratikum Ilmu Penyakit Tumbuhan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada tanaman adalah adanya kontaminasi terhadap mikroorganisme. Contoh dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit adalah bakteri, cendawan, dan virus. Penyakit tumbuhan timbul akibat dari reaksi antara tumbuhan inang yang rentan dengan patogen virulen pada kondisi lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan patogen tersebut.
Seringkali suatu penyakit tanaman dapat segera diidentifikasi berdasarkan pengamatan sederhana dari sampel tanaman yang sakit. Namun, ada beberapa penyakit tertentu yang sulit untuk diidentifikasi patogennya. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah identifikasi yang akurat untuk menentukan patogen suatu penyakit tumbuhan.
 Untuk mendiagnoses suatu penyakit yang belum diketahui patogennya, kita dapat menggunakan postulat koch. Sebelum melakukan identifikasi terhadap patogen baik berupa bakteri maupun jamur tersebut, terlebih dahulu kita harus menumbuhkan atau membiakan patogen tersebut. Istilah tersebut biasa dikenal dengan isolasi patogen. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Dengan berbagai teknik isolasi kita akan coba mengetahui teknik mana yang paling tepat dan paling baik untuk pertumbuhan patogen atau mikroorganisme.
Pada praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan tentang isolasi patogen , ada beberapa jenis patogen yang akan diisolasi ke dalam media buatan. Isolasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui teknik isolasi yang tepat serta mengidentifikasi patogen yang menyerang tanaman.

1.2  Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :           
·         Agar mahasiswa mampu mendiagnosis suatu penyakit tumbuhan dengan menggunakan postulat koch.
·         Agar mahasiswa mampu mengisolasi patogen (jamur, bakteri) dari bagian tanaman yang sakit dan dari tanah perakaran (rizosfer).


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Isolasi adalah proses pemisahan mikroorganisme yang diinginkan dari populasi campuran ke media biakan (buatan) untuk mendapatkan kultur murni (Perhutani, 1999). Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi (Hermanto, 2012).
            Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Manfaat dilakukannya kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Sadiqul, 2010).
            Perkembangan suatu penyakit pada tumbuhan inang didukung oleh tiga faktor, yaitu inang yang rentan, patogen yang virulen dan lingkungan yang mendukung. Patogen terbukti memiliki daya virulensi yaitu keberhasilan untuk menyebabkan suatu penyakit sebagai ekspresi dari patogenisitas. Gejala layu dan rontok pada daun seiring dengan perkembangan bercak dapat diduga sebagai akibat dari substansi-substansi yang disekresikan oleh patogen dalam mekanisme penyerangannya untuk melumpuhkan inang. Kelompok-kelompok utama substansi yang disekresikan patogen ke dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan timbulnya penyakit, baik langsung atau tidak langsung adalah enzim, toksin, zat pengatur tumbuh, dan polisakarida (Semangun,1996).
            Perkembangan penyakit juga bergantung pada faktor lingkungan, setelah faktor inang dan patogen. Fungi patogen dalam perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor abiotik yaitu suhu, kelembaban, oksigen, derajat kemasaman (pH) dan cahaya. Kisaran suhu terendah yang diduga turut mendukung fungi patogen untuk berkembang biak, seperti yang dinyatakan oleh Ullstup (1939) dalam Ogoshi et al ., (1985).
            Salah satu metode isolasi patogen yang cukup mudah dilakukan adalah postulat koch. Postulat Koch atau Postulat Henle-Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan Robert Koch pada 1884 dan disaring dan diterbitkannya pada 1890. Menurut Koch, keempatnya harus dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab-musabab antara parasit dan penyakit. Ia menerapkannyauntuk untuk menentukan etiologi antraks dan tuberkulosis, namun semuanya telah dierapkan pada penyakit lain (Wiki, 2012).
            Teknik Postulat Koch meliputi empat tahapan, yaitu asosiasi, isolasi, inokulasi, dan reisolasi. Asosiasi yaitu menemukan gejala penyakit dengan tanda penyakit (pathogen) pada tanaman atau bagian tanaman yang sakit. Isolasi yaitu membuat biakan murni pathogen pada media buatan (pemurnian biakan). Inokulasi adalah menginfeksi tanaman sehat dengan pathogen hasil isolasi dengan tujuan mendapatkan gejala yang sama dengan tahap asosiasi. Reisolasi yaitu mengisolasi kembali patogen hasil inokulasi untuk mendapatkan biakan patogen yang sama dengan tahap isolasi (Gilang, 2012).
            Dalam Postulat-postulat Koch disebutkan, untuk menetapkan suatu organisme sebagai penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, ditemukan pada semua kasus dari penyakit yang telah diperiksa.Kedua, telah diolah dan dipelihara dalam kultur murni (pure culture). Ketiga, mampu membuat infeksi asli (original infection), meskipun sudah beberapa generasi berada dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh kembali dari hewan yang telah diinokulasi dan dapat dikulturkan kembali (Hakikah, 2010).
            Menurut Purnomo (2013), Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu:
·         Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan.
·         Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di laboratorium.
·         Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada tanaman yang sesuai dapat menimbulkan penyakit.
·         Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari tanaman yang telah terinfeksi tersebut.
















BAB III
METODOLOGI

3.1 Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri steril, lampu seepritus, jarum ose, pinset, kertas saring teril, gelas ukur, ruang inkubasi.
Bahan yang digunakan adalah medium kultur PDA, aquadest steril, alkohol 90%, kapas, bagian tanaman yang bergejala.
3.2 Cara kerja
·         Isolasi patogen pada medium PDA
1.      Masukkan semua set peralatan dan bahan yang diperlukan untuk isolasi kedalam ruang steril.
2.      Panaskan medium pada hot plate sampai mencair.
3.      Setelah mencair, tuangkan medium PDA cair secukupnya kedalam cawan petri. Langkah ini dilakukan diatas nyala lampu sepritus di dalam in case atau laminar air flow.
4.      Dalam keadaan tertutup goyangkan cawan petri agar medium merata.
5.      Bersihkan permukaan bagian tanama yang bergejala dari kotoran yang menempel kemudian seka dengan kapas yang beralkohol.
6.      Potong jaringan tanaman sebesar 0,5 cm, sehingga potongan tersebut mengandung bagian tanaman yang sakit dan sehat.
7.      Setelah medium padat, letakkan 4 potongann jaringan diatas permukaan medium, inkubasi selama 5-7 hari.



·         Isolasi patogen pada kertas saring
1.      Potong jaringan tanaman sebesar 0,5 cm, sehingga potongan tersebut mengandung bagian tanaman yang sakit dan sehat.
2.      Sterilkan potongan tersebut dalam larutan NaOCl selama 1 menit.
3.      Bilas dengan menggunakan aquadest steril.
4.      Letakkan 5 potongan jaringan tanaman di dalam cawan petri yang telah diberi kertas saring steril. 5. Siram dengan aquadest agar medium kertas saring menjadi lembab, inkubasi selama 5-7 hari.

·         Inokulasi Patogen
1.      Siapkan tanaman kacang merah, kacang kedalai dan kacang tanah yang hendak diinokulasikan
2.      Siapkan spiritus, alkohol di dekat tempat kerja agar lebih steril
3.      Biakan murni diambil dan ditempelkan pada bagian daun masing-masing daun tanaman
4.      Amatilah perubahan yang terjadi pada daun tanaman tersebut. 










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
                 
4.1              Hasil
Gambar 1. Proses penumbuhan daun tanaman yang terserang penyakit pada media PDA dan NA.
Gambar 2. Proses Inokulasi pada tanaman Kedelai, Kacang Merah dan Kacang Tanah.

4.2 Pembahasan
Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan patogen tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Manfaat dilakukannya kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi patogen tersebut. Dengan mengetahui ciri-ciri patogen dari hasil identifikasi maka kita dapat mengetahui jenis patogen yang menyerang tanaman tersebut
Isolat patogen diisolasi dari daun tanaman yang positif terinfeksi patogen. Isolasi dilakukan dengan cara isolasi langsung (direct plating ), yaitu : daun tanaman yang sakit diambil dan diletakkan pada cawan petri yang berisi medium PDA dan kertas saring steril, kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 7 hari.
Pada medium ini isolasi dapat dikatakan gagal karena tidak terdapat tanda-tanda patogen yang berkembang biak. Kegagalan ini dapat disebabkan oleh tidak sterilnya medium dan kurangnya kelembaban pada medium.
Perkembangan penyakit juga bergantung pada faktor lingkungan, setelah faktor inang dan patogen. Fungi patogen dalam perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor abiotik yaitu suhu, kelembaban, oksigen, derajat kemasaman (pH) dan cahaya. Kisaran suhu terendah yang diduga turut mendukung fungi patogen untuk berkembang biak







BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari praktikum isolasi dan identifikasi patogen dari tanaman yang sakit dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.      Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan patogen tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni.
2.      Isolasi dilakukan dengan cara isolasi langsung (direct plating ), yaitu : daun tanaman yang sakit diambil dan diletakkan pada cawan petri yang berisi medium PDA dan kertas saring steril, kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 7 hari.
3.      Perkembangannya fungi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor abiotik yaitu suhu, kelembaban, oksigen, derajat kemasaman (pH) dan cahaya.











DAFTAR PUSTAKA

Gilang, Restu. 2012. Postulat koch. http://restugilang08.student.ipb.ac.id/2010/06/21/postulat-koch/. Diakses pada tanggal 27 Mei 2016.
Hakikah, Sylvia. 2010. Postulat Koch. ttp://sylviahakikah08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/postulat-koch/html. Diakses pada tanggal 27 Mei 2016
http://ahahermanto.wordpress.com/2012/04/29/laporan-praktikum-ipt-isolasipatogen-tanaman/ . diakses pada tanggal 27 Mei 2016
Perhutani. 1999. Selayang Pandang Persemaian Permanen Pongpoklandak KPH Cianjur. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat KPH Cianjur. Cianjur. Purnomo, Bambang dkk. 2013.
UNIB Ogoshi, A., B. Sneh and L. Burpee. 1985. Identification of Rhizoctonia sp. APS Press.
Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada Univ Press. Yogyakarta. Wiki. 2013. Postulat koch. id.wikipedia.org/wiki/Postulat_Koch. Diakses pada tanggal 28 Mei 2016.





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar